Senin, 12 Agustus 2013

Sekilas Indikator Fibonacci

Matematika salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh sebagian kalangan terutama pelajar, namun dalam topik kali ini penulis trik menghasilkan uang tidak akan membahas matematika secara detail namun akan membahas adakah hubungan matematika dengan Trading forex? jawabanya ada hal itu dapaty kita mulai bahas dari seorang tokoh matematika terkenal yaitu : Leonardo Fibonacci, sypa dan apa hubunganya dengan trading? berikut ulasan dari penulis trik menghasilkan uang untuk anda.
Leonardo Fibonacci lahir sekitar tahun 1170 dari seorang pedagan Italia kaya bernama Guglielmo fibonacci.
Sebagai seorang anak muda, Fibonacci sangat menggemari bidang matematika dan berhitung. Dia belajar tengtang sistem angka Hindu dan Arab, dimana dia mendapat bahwa sistem tersebut lebih sederhana bila dibandingkan sistem Romawi, serta lebih mudah dalam penghitungan.
Dan pada usianya yg ke 32 tahun 1202 dia mulai memperkenalkan sistem Angka(hindu-arab) ke dataran Eropa. Fibonacci juga memperkenalkan sistem aritmatika yang masih kita gunakan sampai sekarang ini, yaitu dasar 10 digit, kosong, koma, decimal dan pecahan. Dan masih banyak lagi model-model hitungan dan persamaan matematika yang ditemukan oleh fibonacci. Diantaranya yg kemudian paling dikenal adalah apa yang disebut dengan deret atau urutan fibonacci.
Deret fibonacci muncul dengan rangkaian: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144 ...
Dari deret itulah lahir sebuah bilangan yang dikenal sebagai Golden ratio ( rasio emas ). Ia menemukan bahwa banyaknya bentuk indah di alam yang memiliki angka-angka rasio tertentu. Angka rasio yang paling sering muncul adalah 1:1.618. Coba Anda berdiri dan ukur jarak dari ujung kepala ke pusar Anda, lalu kita ukur jarak dari pusar Anda ke lantai. Jika bentuk tubuh anda cukup proporsional, perbandingan keduanya adalah 1:1.618, kurang lebih.
OK, pembahasan tentang Tuan Fibonacci dan matematika cukup sampai disini. Bisa-bisa nanti pembicaraan kita terlalu jauh hingga ke rasio ruas cangkang nautilus.
Berkaitan dengan rasio itu, para teknikalis lalu berpikir: kalau angka-angka rasio itu berlaku di alam, mestinya berlaku juga untuk pergerakan harga pasar. Lalu muncullah sebuah indikator yang disebut dengan Fibonacci Retracement.
Sederhananya, Fibonacci retracement bisa digunakan untuk menentukan support maupun resistance dari pergerakan harga. Coba perhatikan gambar grafik berikut ini: 
Jika kita perhatikan, meskipun pergerakan harga berada dalam uptrend, namun ia tak pernah bergerak dalam satu garis yang benar-benar lurus. Selalu ada “pembalikan-pembalikan” kecil yang sering kita istilahkan dengan “koreksi” atau “swing”.
Nah, Fibonacci retracement bisa berguna untuk mengukur sampai sejauh mana koreksi itu kira-kira akan terjadi. Dalam trading, level Fibonacci retracement yang menjadi level kunci adalah 38.2%, 50%, 61.8%. Terkadang, level 76.4% juga dijadikan referensi.
Untuk menentukan level Fibonacci retracement ini kita harus menarik garis dari titik “swing high” ke “swing low” atau sebaliknya. Untuk menjelaskan masalah “swing” ini lebih mudah dengan menggunakan gambar berikut ini:
Pada pergerakan naik, harga biasanya bergerak dari titik A (=swing low) menuju titik B (=swing high). Fibonacci retracement kita tarik dari titik A ke titik B. Turunnya harga (koreksi) paling dekat diperkirakan hingga ke level 38.2%, target berikutnya adalah level 50%, dan level kuncinya adalah di 61.8%. Dengan kata lain, koreksi terjauh kita harapkan adalah di level 61.8% (titik C pada gambar).
Karena koreksi terjauh kita harapkan hanya hingga level 61.8% (dan memang ini yang sering terjadi), maka kita bisa bersiap melakukan aksi di level tersebut. Artinya, kita bisa bersiap-siap melakukan BUY apabila harga telah mencapai level 61.8% (titik C) setelah turun dari titik B. Targetnya adalah titik D (0.0%) dan batasan resikonya adalah di level 100%.
Sedangkan pada pergerakan turun, Fibonacci retracement kita tarik dari swing high ke swing low. Level-level retracement-nya sama dengan gambar sebelumnya, hanya saja posisinya terbalik. Agar lebih jelas, bisa kita lihat pada gambar berikut:
Dalam keadaan ini, kita bisa melakukan SELL di titik C. targetnya adalah titik D, sementara batasan resikonya di Fibonacci level 100%.
Berikut ini adalah contoh penerapannya pada grafik:
Meskipun demikian, tidak berarti kita hanya boleh melakukan sell atau buy di level 61.8% saja. Terkadang, di level 76.4% pun kita masih bisa melakukan buy atau sell.
Yang harus kita perhatikan adalah jangan sampai level 76.4% tembus. Level ini sering disebut sebagai level “kritis”. Jika level ini tembus, maka kecenderungannya akan terjadi reversal (pembalikan arah), bukan lagi koreksi. Pada gambar di atas, meskipun upper shadow dari candlestick sudah menembus level 76.4%, namun ternyata harga penutupannya masih di bawah level 76.4%, sehingga level ini belum bisa dianggap tembus .
Itulah sekilas tentang Indikator Fibonacci sebagai bagian dari trik menghasilkan uang yang dapat dibahas oleh penulis, semoga bermanfaat bagi kita semua.

1 komentar:

  1. Sesuai dengan namanya, Fibonacci Retracement menganut sistem pembalikan arah sementara dari sebuah trend. Dengan menghitung persentase dari retracement yang terjadi sesuai dengan angka Fibonacci maka akan didapat level-level harga di mana kemungkinan harga akan berbalik arah.

    BalasHapus