Pada kesempatan kali ini penulis trik menghasilkan uang akan membahas mengenai varian dari Moving Average yang telah kita bahas dlam artikel sebelumnya apa itu, Mereka Adalah Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average ( EMA), Weighted Moving Average (WMA) dan Triangular Moving Average (TMA) namun pada kesempatan ini Penulis hanya akan membahas Simple Moving Average (SMA). Simple Moving Average (SMA) ialah salah satu jenis indikator MA yang paling sederhana. Ya, sesuai dengan namanya: simple. Tapi jangan remehkan kemampuan si SMA yang sederhana ini, karena dengan penggunaan yang tepat ia pun bisa menuntun Anda untuk mengenali pergerakan harga.
Simple Moving Average dihitung dengan menjumlahkan suatu harga penutupan terakhir, disini saya sebut:“X”, periode dan kemudian membagi jumlah tersebut dengan X.
Apabila anda merencanakan dalam jangka waktu 5, maka Simple Moving Average pada grafik 1-jam, Anda akan menambah harga penutupan selama 5 jam terakhir, dan kemudian membagi jumlahnya dengan 5. Anda memiliki harga penutupan rata-rata selama lima jam terakhir. String harga tersebut rata-rata sama dan Anda mendapatkan rata-rata yang bergerak. Apabila anda plot secara sederhana 5-Simple Moving Average pada grafik 10 menit, maka anda akan menambah harga penutupan dari 50 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Namun apabila anda plot jangka waktu 5 Simple Moving Average pada grafik 30 menit, anda akan menambah harga penutupan dari 150 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Jika Anda plot periode 5 Simple Moving Average pada chart 4 jam.
Seperti yang pernah disampaikan, pada prakteknya kita tidak perlu susah-susah lagi menghitung SMA ini, platform trading yang kita gunakan sudah menyediakan alatnya. Lho, lalu mengapa repot-repot mempelajari perhitungannya? Tujuannya hanya agar Anda memiliki gambaran mengenai apa sebenarnya SMA ini. Juga agar Anda memiliki dasar jika nanti Anda ingin memodifikasi SMA ini sesuai dengan strategi Anda nantinya.
Seperti yang telah disampaikan di awal tadi: MA “memperhalus” pergerakan harga. Semakin besar periode yang digunakan maka semakin “halus” pula MA yang dihasilkan. Semakin halus MA yang dihasilkan maka akan semakin lambai ia bereaksi terhadap pergerakan harga.
Mari kita lihat perbandingan antara SMA 20 dengan SMA 50 berikut ini.
Nah, kelihatan kan? SMA 20 yang berwarna biru memiliki liukan-liukan yang lebih agresif dibandingkan dengan SMA 50 yang berwarna merah. Ini menunjukkan bahwa SMA 20 yang memiliki periode lebih pendek lebih cepat bereaksi terhadap pergerakan harga, sedangkan SMA 50 cenderung lebih lambat daripada SMA 20. SMA 50 terlihat lebih “kalem”, tidak se-“liar” SMA 20. Dengan mengamati kedua SMA di atas kita bisa melihat bahwa pasar tengah dalam keadaan trending. Kedua SMA yang kita lihat pada grafik di atas menggambarkan arah tren secara umum, yaitu downtrend.
Dengan menggunakan SMA, kita bisa tahu apakah pasangan trenya sedang naik, tren turun, atau hanya sideway. Hanya saja terdapat satu permasalahan dengan simple moving average dimana hal tersebut rentan akan terhadap lonjakan.
Ketika hal ini terjadi, maka akan terjadi sebuah sinyal palsu yang menghampiri kita. Dengan demikian kemungkinan kita berpikir bahwa tren baru dapat berkembang, tetapi dalam kenyataannya, tidak ada yang berubah. Apabila anda menggunakan indikator Simple Moving Average, dengan cara trading anda, diharapkan anda dapat mencegah kehadiran signal palsu tersebut secepat mungkin.
Dengan materi yang telah disajikan diatas penulis trik menghasilkan uang berharap dapat menambah wawasan kita semua terkait trading.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar